Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Selasa, 12 Maret 2013

Sejarah lem Perekat


Lem, atau disebut juga perekat, adalah bahan lengket, biasanya berupa campuran cairan dalam keadaan semi-cair, yang dapat merekatkan bersama antara 2 item (benda) atau lebih.Lem dapat berasal dari sumber alam atau sintetis, seperti  dari bagian tumbuhan atau hewan, maupun bahan kimia dari minyak. Jenis bahan yang dapat berikatan yang luas namun mereka sangat berguna untuk ikatan bahan yang tipis. Lem mengeras dengan pelarut pada suhu kamar atau dengan mengeksposkannya ke suhu yang ditingkatkan.Lem terbentuk ketika suku kuno menemukan bahwa tulang-tulang, kulit, kulit, otot , dan jaringan penghubung lainnya dari hewan dapat diproses untuk menghapus kolagen, protein dalam jaringan. kolagen itu lengket dan berguna untuk merekatkan sesuatu bersama-sama. Susu padat, yang dikenal sebagai kasein, dan albumin darah juga dapat digunakan sebagai dasar untuk lem. Serum albumen kering dari darah sapi yang menggumpal (gumpalan bersama-sama) saat sedang dipanaskan dan menjadi tidak larut dalam air.Lem ikan juga dibuat dari kepala, tulang, dan kulit ikan, tapi lem ini cenderung terlalu tipis dan kurang lengket. Dengan bereksperimen, orang purba menemukan bahwa bladder udara beragam jenis ikan yang dihasilkan lem putih yang jauh lebih memuaskan dan hambar. Kemudian disebut isinglass atau ichthocol.Ada tiga kelas zat perekat dan yang tidak mengandung bahan kimia, senyawa, atau aditif berteknologi tinggi; seperti lem tulang ini, lem-hide atau lem kulit, dan lem ikan. Secara teknis, zat lengket lain yakni Adhesivesgum, atau semen, walaupun konsumen cenderung menggunakan istilah tersebut secara bergantian.Tanaman juga telah digunakan untuk memproduksi perekat kolektif yang disebut perekat nabati. Bahan-bahan inidispersible atau larut dalam air dan biasanya dibuat dari pati yang membentuk banyak butiran dan sayuran. Gum alam termasuk gel, dari koloid dalam tumbuhan laut, algin yang berasal dari rumput laut , dan gum arabic, sebuah ekstrak dari pohon akasia (juga dikenal sebagai pohon karet). Substansi yang disebut lem laut digunakan untuk mendempol jahitan, tapi terdiri dari tar atau pitch dan tidak benar-benar glue.Lem sederhana dapat dibuat di rumah dengan mencampur tepung terigu dan air. Lem ini akan merekatkan potongan-potongan kertas bersama. Banyak seni yang dapat dibuat menggunakan lem. Clipping (kliping) adalah karya seni yang dibuat dengan menggunakan lem untuk merekatkan benda-benda berwarna ke kertas.Beberapa lem dapat dibuat untuk menahan air masuk perahu, bangunan, atau kendaraan. Dalam kasus ini, lem bisa disebut ca(u)lk. Beberapa bahan buatan manusia, seperti bahan seperti kayu, dibuat menggunakan lem untuk merekatkan potongan-potongan kecil bahan atau bubuk.Banyak lem yang aman, namun banyak jenis lem yang mengandung bahan kimia berbau menusuk. Beberpaa orang menghirup lem seperti itu untuk merasa nyaman. Terkadang orang salah menghirup uapnya. Ini amat tidak baik karena bahan kimia itu sering beracun dan bisa menyebabkan kerusakan otak ataupun sakitAsal-usul Lem/PerekatPerekat tertua, sekitar tanggal 200.000 SM, adalah tombak dari batu serpih terpaku pada sebuah kayu dengantar-birch-kulit kayu, yang ditemukan di Italia pusat. Penggunaan perekat senyawa untuk tangkai tombak batu ke dalam kayu kembali terpakai untuk putaran tanggal 70.000 SM. Bukti untuk ini telah ditemukan di Gua Sibudu , Afrika Selatan dan perekat senyawa yang digunakan dibuat dari tanaman karet dan oker merah.Literatur lain menyebutkan, lem sudah ada sejak tahun 4000 SM. Pada situs zaman prasejarah ditemukan jenazah bersama makanan dalam tempat keramik pecah, yang direkatkan kembali dengan resin dari getah pohon.Berdasarkan keramik 6000 tahun, menunjukkan bukti perekat perekat hewan yang dibuat oleh rendering produk hewan seperti gigi kuda. Di kuil Babilonia pun ditemukan sejumlah patung dengan biji mata dari gading yang ditempelkan dengan tar di rongga mata. Ini bukti bahwa Selama masa Babilonia, lem tar  digunakan untuk menempelkan patung danmampu bertahan selama 6000 tahun.Referensi tertulis pertama tentang cara membuat dan memakai lem baru muncul tahun +2000 SM. Sejumlah lukisan dinding menampilkan secara mendetail proses pemakaian lem pada kayu. Berbagai benda seni dan perabot dari makam para Firaun Mesir menampilkan peran lem binatang sebagai perekat atau pelapis. Oleh bengsa Mesir lem binatang ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan perabotan, gading , dan papirus.Di tahun 1-500, semenjak Romawi dan Yunani mengembangkan seni pernis dan pelapisan kayu, makin berkembang pembuatan lem dari binatang dan ikan. Bangsa Romawilah yang pertama kali memanfaatkan tar dan lilin lebah untuk mendempul papan di perahu dan kapal. Pada masa ini pula ditemukan lem baru, yakni lem putih telur. Lucunya, lem ini mengandung bahan alamiah aneh seperti darah, tulang, kulit, susu, keju, sayuran, dan biji-bijian.Selain untuk merekatkan, lem juga ampuh membuat orang jadi tersohor. Konon, Jenghis Khan bisa mengalahkan musuh-musuhnya karena kekuatan senjata pasukannya. Busur mereka dibuat dari kayu jeruk lemon yang sudah dilapisi zat tertentu, lalu dengan lem batang itu disatukan dengan tanduk kerbau. Sayangnya, ramuan lem itu tak tercatat baik.Semenatara itu di China, rahasia kekuatan dan kekokohan Tembok Cina ada pada bahan perekatnya yang tidak lain adalah ketan. Ternyata ketan ini ikut dimasukkan ke dalam campuran semen yang digunakan untuk membuat Tembok Cina. Campuran itu menggabungkan bahan anorganik yaitu kalsium karbonat dengan bahan organik amilopektin. Menurut laporan jurnal American Chemical Societ, amilopektin inilah yang membuat struktur jadi lebih padat, jadi tidak heran kalau Tembok Besar Cina kokoh berdiri dari ratusan tahun lalu sampai sekarang. Hmm... kira-kira berapa kwintal ketan yang diperlukan ya?!Suku asli Amerika bagian timur menggunakan campuran cemara-gusi dan lemak sebagai perekat untuk lapisan fashion tahan air dalam birchbark kano mereka. Demikian pula formula lem untuk melapis kayu yang sudah diproses khusus untuk membuat biola ajaib Antonio Stradivari. Meski sudah dicari dengan alat paling canggih pun, formula itu belum juga tersingkap.Pada abad pertengahan Eropa, putih telur digunakan sebagai perekat untuk menghias perkamen dengan daun emas.Perubahan fenomenal sejarah lem terjadi tahun 1700-an, saat berdiri pabrik lem komersial pertama di Belanda yang memproduksi lem binatang. Setengah abad kemudian, pada 1750-an, paten pertama dikeluarkan di Inggris untuk lem dari ikan. Dengan cepat disusul terbitnya sejumlah paten untuk alternatif bahan pembuat lem dari bahan karet alam, tulang hewan, ikan, kanji, dan kasein. Sedangkan pabrik pengolahan lem berbahan itu mulai banyak berdiri di AS tahun 1900-an.Padahal, konon pembuatan Candi Borobudur juga memakai putih telur sebagai perekatnya. Bisa dibayangkan, berapa ton telur yang dibutuhkan, dari telur ayam, bebek, ataupun angsa?!Kasein sendiri pertama kali digunakan di Swiss pada tahun 1800-an sebagai lem kayu. Sampai hari ini, sering nampak digunakan untuk lem kantong belanja.Pengaruh Revolusi Industri tampak dengan ditemukannya bahan dasar baru lem, yakni plastik. Tahun 1920 - 1940-an plastik dan karet sintetis mulai diproduksi. Maka, lem pun menjadi lebih kuat, lentur, cepat menempel, tahan terhadap suhu dan bahan kimia.Sekarang, kebutuhan apa pun, dari kuku patah hingga untuk operasi kecil, masing-masing sudah ada jenis lemnya, dan dijamin bakal lengket.

0 komentar:

Posting Komentar